Wednesday 28 September 2011

Konsep Partisi Hardisk Di Linux


Konsep partisi hardisk adalah hal yang sangat penting untuk di pahami sebelum kita menginstal sistem operasi kedalam komputer atau laptop. Karena jika kita melakukan suatu kesalahan maka resikonya adalah kita akan kehilangan semua data-data yang ada di hardisk pada saat menginstal (terhapus, terformat, tertimpa dsb).


Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi mengenai konsep partisi hardisk di Linux. Sebelumnya saya akan menjelaskan tentang konsep dasar partisi hardisk terlebih dahulu

Partisi dapat dikatakan sebagai bagian atau daerah dari suatu memori atau media penyimpanan lain (hardisk dsb) yang terpisah-pisah secara logis dan berfungsi seolah-olah bagian itu terpisah secara fisik.
Contoh : Hardisk yang di partisi menjadi 2 dengan label C dan D atau A dan Z akan terlihat seolah-olah terdapat dua media penyimpanan berbeda, karena mereka tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Namun sebenarnya C dan D atau A dan Z itu tidak terpisah secara fisik dan masih terdapat dalam 1 cakram (hardisk).

Dengan partisi hardisk kita bisa menginstal lebih dari dua sistem operasi dalam sebuah komputer. Partisi dilakukan untuk dapat memudahkan saat melakukan perbaikan. Misalkan ada salah satu partisi yang rusak, maka kita hanya perlu memperbaiki partisi tersebut, karena partisi yang lain tidak terpengaruhi. Partisi juga dapat mempercepat akses ke hardisk.


Susunan Partisi

Untuk mempartisi hardisk, kita memang bebas menentukan berapapun jumlah partisi yang akan kita buat namun ada aturan yang harus di pahami.
Partisi di bagi menjadi tiga jenis yaitu Primary, Extended dan Logical
  1. Primary : Partisi jenis ini maksimal ada 4 buah dalam satu hardisk. Jika dalam hardisk juga ada partisi Extended, maka partisi Primary maksimal ada 3 buah.
    Dalam prakteknya, kita cukup membutuhkan satu partisi Primary. Namun jika kita ingin menginstal banyak sistem operasi dalam satu hardisk, dibutuhkan lebih dari satu partisi Primary. Hal tersebut berlaku untuk OS yang hanya bisa booting dari partisi Primary, seperti DOS, WIn 3.x dan Win 9x. Sedangkan untuk OS lain seperti Win NT, Win Xp, Win Vista, WIn 7, LINUX, OS2, bisa booting dari jenis partisi Logical.
  2. Extended : Untuk jenis partisi ini hanya terdapat satu dalam satu hardisk, digunakan untuk menampung partisi Logical. Seperti diketahui dalam satu hardisk dibatasi hanya ada 4 Primary, maka untuk menciptakan partis lebih banyak, partisi Extended dapat dimanfaatkan. Partisi ini tidak dapat menampung data, hanya digunakan untuk menampung partisi Logical.
    Dengan kata lain, partisi Extended adalah partisi Primary yang digunakan untuk menampung partisi Logical.
  3. Logical : Partisi jenis ini tidak dapat berdiri sendiri. Dia dan teman-temannya harus berada dalam partisi Extended. Jadi jika akan dibuat lebih dari 4 partisi, harus dibuat satu partisi Extended dan partisi Logical sejumlah yang dibutuhkan.
Perhatikan contoh susunan partisi berikut :

Hardisk yang dipartisi menjadi 4 partisi primary, tidak dapat di partisi lagi




Hardisk dengan 3 Partisi Primary, 1 Partisi Extended yang berisi 3 Partisi Logical

Susunan partisi di atas hanya sebagai contoh, pada prakteknya susunan partisi bisa sangat beragam tergantung kepada keinginan dan kebutuhan penggunanya, saya sendiri mempartisi hardisk saya menjadi 2 partisi primary dan 1 partisi extended yang berisi partisi-partisi logical yang mulai berantakan :p
Perhatikan gambar pertama, pada susunan partisi seperti itu hardisk tidak dapat di partisi lagi karena sudah terdapat partisi primary dalam jumlah maksimal yaitu 4
Pada gambar kedua terdapat 3 partisi primary, hardisk bisa di partisi lebih banyak lagi dengan syarat menambahkan 1 partisi extended. Partisi extended ini selanjutnya dapat di bagi menjadi partisi-partisi logical dengan jumlah tak terbatas.

Well, semoga penjelasan singkat saya di atas bisa di pahami.
Selanjutnya mari kita bahas mengenai konsep partisi hardisk di Linux

Sebenarnya Linux hanya memerlukan minimal 2 partisi untuk dapat di instal ke dalam komputer, yaitu:
  1. Root (/) merupakan partisi utama yang akan di akses (mount) sebagai filesystem di linux, yang merupakan direktori paling atas pada sistem operasi linux
  2. Swap merupakan partisi yang akan di akses sebagi virtual memori, yang biasanya berukuran 2 kali dari kapasitas RAM
Setelah dua partisi diatas anda dapat menambahkan partisi-partisi lain misalnya untuk penyimpanan data di buat partisi /home dan sebagainya.

Adapun penamaan device harddisk yang terpasang adalah sebagai berikut :
Jenis Harddisk
Penamaan
ATA
/dev/hda (primary master)
/dev/hdb (primary slave)
/dev/hdc (secondary master)
/dev/hdd (secondary slave)
SATA
/dev/hde
/dev/hdf
/dev/hdg
dan seterusnya
SCSI
/dev/sda
/dev/sdb
/dev/sdc
dan seterusnya
Flashdisk
/dev/sda
/dev/sdb
/dev/sdc
dan seterusnya
Biasanya dalam suatu device yang terpasang akan bernama /dev/hda1. Nomor 1 yang terdapat pada device tersebut menunjukkan partisinya. Nomor-nomor tersebut berhubungan dengan jenis partisi harddisk yang terdiri atas 3 macam, yaitu primary, extended, dan logical.
  1. Partisi primary adalah partisi nomor 1 sampai 4 yang tidak dijadikan extended. Contohnya adalah /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/hda3, dan /dev/hda4.
  2. Partisi extended adalah partisi nomor 1 sampai 4 yang akan dijadikan logical. Anda tidak bisa menggunakan partisi extended sebelum dijadikan logical.
  3. Partisi logical adalah partisi nomor 5 ke atas yang merupakan pengembangan dari partisi extended.
Saya rasa cukup dulu untuk kali ini, semoga anda bisa memahami penjelasan-penjelasan sederhana saya di atas. Mungkin pada posting selanjutnya saya akan menjelaskan tentang pembagian partisi hardisk menggunakan GParted sekaligus menjelaskan sedikit tentang filesystem di Linux.

Nah jika sudah mengerti konsep partisi hardsik di Linux, anda bisa langsung mempraktekannya dengan mengikuti tutorial saya yang lain mengenai Cara Membagi Partisi Hardisk Linux Tanpa OS
Semoga berhasil !

    1 comments so far

    Keren. jadi ngerti konsep partisi.


    EmoticonEmoticon